AMBON



Sejarah Ambon

Hasil gambar untuk ambon

Pada tahun 1575, saat dibangunnya Benteng Portugis di Pantai Honipopu, yang disebut Benteng Kota Laha atau Ferangi, kelompok-kelompok masyarakat kemudian mendiami sekitar benteng. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut kemudian dikenal dengan nama soa Ema, Soa Kilang, Soa Silale, Hative, Urimessing dan sebagainya. Kelompok-kelompok masyarakat inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kota Ambon. Dalam perkembangannya, kelompok-kelompok masyarakat tersebut telah berkembang menjadi masyarakat Ginekologis territorial yang teratur. Karena itu, tahun 1575 dikenal sebagai tahun lahirnya Kota Ambon. Pada tanggal 7 September 1921, masyarakat Kota Ambon diberi hak yang sama dengan Pemerintah Colonial, sebagai manifestasi hasil perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku. Momentum ini merupakan salah satu momentum kekalahan politis dari Bangsa Penjajah dan merupakan awal mulanya warga Kota Ambon memainkan peranannya di dalam Pemerintahan seirama dengan politik penjajah pada masa itu, serta menjadi modal bagi Rakyat Kota Ambon dalam menentukan masa depannya. Karena itu, tanggal 7 September ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Kota Ambon.
Sejarah Penentuan Lahirnya Kota Ambon...
Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan jatuh pada tanggal 7 September 1575 dalam suatu seminar di Kota Ambon. Bagaimana penentuan hari jadi kota kita yang telah berumur ratusan tahun itu, sejarahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Bahwa yang mengambil inisiatif atau gagasan untuk mencari dan menentukan hari jadi atau hari lahir Kota Ambon adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Ambon Almarhum Letnan Kolonel Laut Matheos H. Manuputty (Walikota yang ke- 9).
Untuk itu dikeluarkannya Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah tingkat II Ambon tertanggal 10 Juli 1972 nomor 25/KPTS/1972 yang diubah pada tanggal 16 Agustus 1972, yang isinya mengenai pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon. Kemudian dengan suratnya tertanggal 24 Oktober 1972 nomor PK. I/4168 selaku Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon menyerahkan tugasnya itu kepada Fakultas Keguruan Universitas Pattimura untuk menyelenggarakan suatu seminar ilmiah dalam rangka penentuan hari lahir Kota Ambon.
Selanjutnya pada tanggal 26 Oktober 1972 Pimpinan Fakultas Keguruan mengadakan rapat dengan pimpinan Jurusan Sejarah dan hasilnya adalah diterbitkannya Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan Universitas pattimura tertanggal 1 Nopember 1972 nomor 4/1972 tentang pembentukan Panitia Seminar Sejarah Kota Ambon. Seminar sejarah ini berlangsung dari tanggal 14 sampai dengan 17 Nopember 1972, dihadiri oleh kurang lebih dua ratus orang yang terdiri dari unsur-unsur akademis, Tokoh Masyarakat dan Tokoh adat serta aparat Pemerintah Kodya Ambon maupun Provinsi Maluku.
Susunan Panitia seminar dicatat sebagai berikut ;

Ketua
Drs. John Sitanala (Dekan Fakultas Keguruan)
Wakil Ketua
Drs. John A. Pattikayhatu (Ketua jurusan Sejarah)
Sekretaris
Drs. Z. J. Latupapua (Sekretaris Fakultas Keguruan)
Seksi Persidangan yang terdiri dari tiga kelompok
  • Kelompok I diketuai Thos Siahay, BA.
  • Kelompok II diketuai Yoop Lasamahu, BA
  • Kelompok III diketuai Ismail Risahandua, BA
Panitia Pengarah/Teknis Ilmiah diketuai oleh Drs. J.A. Pattikayhatu,
  1. Drs. Tommy Uneputty
  2. Drs. Mus Huliselan
  3. Drs. John Tamaela
  4. Dra. J. Latuconsina
  5. Sam Patty, BA
  6. I. A. Diaz
Pemakalah terdiri dari 7 orang, 3 dari Pusat dan 4 dari daerah
  1. Drs. Moh. Ali (Kepala Arsip Nasional)
  2. Drs. Z. J. Manusama (Pakar Sejarah Maluku)
  3. Drs. I. O. Nanulaita (IKIP Bandung)
  4. Drs. J. A. Pattikayhatu (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)
  5. Drs. T. J. A. Uneputty (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)
  6. Drs. Y. Tamaela (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)
  7. Dra. J. Latuconsina (Fakultas Keguruan Universitas Pattimura)

Seminar berlangsung dari tanggal 14 sampai 17 Nopember 1972 itu akhirnya menetapkan hari lahir kota Ambon pada tanggal 7 September 1575. Bahwa tahun 1575 diambil sebagai patokan pendirian kota Ambon ialah berdasarkan fakta-fakta sejarah yang dianalisa dimana sekitar tahun tersebut sudah dimulai pembangunan benteng “Kota Laha” didataran Honipopu dengan mengerahkan penduduk di sekitarnya oleh penguasa Portugis seperti penduduk negeri / desa Kilang, Ema, Soya, Hutumuri, Halong, Hative, Seilale, Urimessing, Batu Merah dll. Benteng Portugis yang dibangun diberi nama “Nossa Senhora de Anuneiada”. Dalam perkembangannya kelompok pekerja benteng mendirikan perkampungan yang disebut “Soa” Kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Citade Amboina) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.
Pemukiman dan aktifitas masyarakat disekitar Benteng makin meluas dengan kedatangan migrasi dari utara terutama dari Ternate, baik orang-orang Portugis maupun para pedagang Nusantara sebagai akibat dari pengungsian orang-orang portugis dari kerajaan Ternate yang dipimpin oleh Sultan Baabullah. Peristiwa kekalahan Portugis tersebut membawa suatu konsekuensi logis dimana masyarakat di sekitar Benteng Kota Laha itu makin bertambah banyak dengan tempat tinggal yang sudah relatif luas sehingga persyaratan untuk berkembang menuju kepada sebuat kota lebih dipenuhi.
Selanjutnya tentang penetapan tanggal 07 September didasarkan pada peninjauan fakta sejarah bahwa pada tanggal 07 September 1921 , masyarakat kota Ambon diberikan hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda sebagai hasil manifestasi perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku di bahwa pimpinan Alexander Yacob Patty untuk menentukan jalannya Pemerintahan Kota melalui wakil-wakil dalam Gemeeteraad (Dewan Kota) berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal tanggal 07 September 1921 nomor 07 (Staatblad 92 Nomor 524). Ditinjau dari segi politik nasional, momentum ini merupakan saat penentuan dari Pemerintahan Kolonial Belanda atas segala perjuangan rakyat Indonesia di Kota Ambon yang sekaligus merupakan suatu momentum kekalahan politis dari bangsa penjajah. Ditinjau dari segi yuridis formal, tanggal 07 September merupakan hari mulainya kota memainkan peranannya di dalam pemerintahan seirama dengan politik penjajah dewasa itu. Momentum inilah yang menjadi wadah bagi rakyat Kota Ambon di dalam menentukan masa depan. Dilain pihak, kota Ambon sebagai daerah Otonom dewasa ini tidak dapat dilepaspisahkan daripada langka momentum sejarah.
Setelah Seminar Sejarah Kota Ambon yang berlansung tanggal 14 sampai 17 Nopember 1972 berhasil menetapkan tanggal 7 September 1575 sebagai Hari lahir Kota Ambon, maka untuk pertama kalinya pada tanggal 7 September 1973 Hari lahir Kota Ambon diperingati.

Objek Wisata di Ambon



MUSEUM SIWALIMA

Hasil gambar untuk museum siwalima

Museum Siwa Lima memiliki koleksi antara lain benda-benda peninggalan sejarah, rumah adat dan pakaian adat Maluku. Dari museum ini pengunjung dapat melihat panorama yang indah sekitar Kota Ambon


TUGU DOLAN

Hasil gambar untuk tugu dolan
 
Doolan terletak di dekat kawasan Kudamati dan merupakan tugu peringatan bagi tentara Australia yang tewas bertempur di daerah ini

COMMONWEALTH WAR CEMETERY

Hasil gambar untuk COMMONWEALTH WAR CEMETERY ambon
Di Tantui terdapat Commonwealth War Cemetery yang merupakan lokasi pemakaman lebih dari 2000 tentara Sekutu berkebangsaan Australia, Belanda, Inggris dan India yang tewas dalam berbagai pertempuran di Sulawesi dan Maluku pada masa Perang Dunia ke-2. Pemakaman ini memiliki taman yang indah.

MONUMEN PATTIMURA

Hasil gambar untuk monumen pattimura
 
Pahlawan nasional yang memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah ini. Monumen yang dibangun di pinggir sebuah lapangan olah raga ini adalah lokasi di mana Pattimura yang nama aslinya Thomas Matulessy, seorang putra dari Pulau Saparua dan pengikutnya menjalani eksekusi hukuman gantung

MONUMEN MARTHA CHRISTINA TIAHAHU

Hasil gambar untuk MONUMEN MARTHA CHRISTINA TIAHAHU
Di kawasan Karang Panjang terdapat monumen Martha Christina Tiahahu yang juga adalah seorang pejuang kemerdekaan Maluku. Ayah Tiahahu adalah pendukung perjuangan Pattimura melawan Belanda. Ia kemudian ditangkap dan dieksekusi di Pulau Nusa Laut dan Tiahahu dibuang ke Jawa. Ia memprotes tindakan Belanda dengan melakukan aksi mogok makan hingga tewas, jenazahnya kemudian dibuang ke laut

PUNCAK GUNUNG SIRIMAU

Hasil gambar untuk PUNCAK GUNUNG SIRIMAU

Dari puncak Gunung Sirimau wisatawan dapat menyaksikan panorama yang indah ke arah Kota Ambon. Ditempat ini Di tempat ini terdapat tempayan setan yang dipercaya dapat memberikan keberuntungan kepada pengunjung

PANTAI NATSEPA

Hasil gambar untuk pantai natsepa ambon
Natsepa yang berada di kawasan Teluk Baguala terdapat Taman Rekreasi Natsepa Indah yang memiliki lokasi pantai yang indah dan perairan yang menyenangkan untuk berenang. Pada hari libur lokasi pantai ini selalu ramai dikunjungi orang. Tidak jauh dari tempat ini terdapat Taman Lunterse Boer yang juga memiliki pantai yang menarik.

TAMAN LUNTERSE BOER

Hasil gambar untuk TAMAN LUNTERSE BOER
Taman ini terletak dekat pantai natsepa dan juga memiliki pantai yang sangat menarik

KOLAM WAISELAKA

Hasil gambar untuk KOLAM WAISELAKA
Desa Waai yang terletak di kawasan pantai timur Pulau Ambon juga memiliki lokasi pantai yang indah namun tempat ini juga terkenal dengan Kolam Waiselaka yang menjadi habitat hewan belut dan disebut-sebut dapat memberikan keberuntungan bagi pengunjung yang melihat hewan ini. Belut-belut berada di dasar kolam di balik bebatuan. Penduduk setempat memancing belut agar mau muncul ke permukaan dengan menggunakan umpan telur

PULAU POMBO

Hasil gambar untuk PULAU POMBO
Di lepas pantai, di timur laut Pulau Ambon terdapat sebuah pulau kecil Pulau Pombo yang memiliki lokasi perairan yang sangat bagus untuk menyelam karena airnya yang jernih dan keindahan alam bawah air dengan terumbu karang serta dihiasi dengan flora dan fauna laut. Lokasi ini menjadi kawasan cagar alam Taman Pulau Pombo yang dilindungi.

PANTAI NAMALATU

Hasil gambar untuk PANTAI NAMALATU
Pantai Namalatu berhadapan dengan Laut Banda, terletak disebelah Selatan Pulau Ambon, di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, tepatnya 15 km dari pusat kota Ambon. Kata Namalatu sendiri berasal dari kata Nama dan Latu yang berarti Nama dan Raja. Desa Latulahat adalah sentra produksi batu bata yang dibuat secara tradisional oleh masyarakat dan sudah berlangsung secraa turun temurun. Perajin perahu cengkeh, cindramata khas Maluku juga terdapat di desa ini. Desa ini juga memiliki pantai dengan taman lautnya yang indah sehingga cocok untuk berenang, snorkeling dan menyelam. Lokasi ini juga merupakan tempat memancing yang ideal. Pantainya yang berpasir putih dan sebagian berkarang. Pada bulan Maret/April muncul laor (lycde Oele) sejenis cacing laut yang ditimba beramai-ramai di malam hari dengan menggunakan nyiru dan diterangi obor. Penerangan obor sepanjang pesisir pantai menjadi pemandangan malam yang sangat indah.

PANTAI LELISA

Hasil gambar untuk PANTAI LELISA
Pantai Lelisa terletak di Desa Latulahat, bersebelahan dengan pantai Namalatu yang sudah dilengkapi dengan fasilitas penginapan dan cottage serta restoran.  Pantai Lelisa memiliki formasi karang sampai ke pantai dan memberikan pemandangan yang khas saat pasang surut. Merupakan tempat berenang yang aman dan merupakan tempat rekreasi yang populer bagi masyarakat Ambon

PANTAI FELAWATU

Hasil gambar untuk PANTAI FELAWATU
Pantai Felawatu terletak di Airlow, sebelah Timur Desa Latulahat, Selatan Pulau Ambon sekitar 15 km dari pusat kota Ambon. Pantai ini menawarkan tempat pertemuan untuk diskusi, seminar dengan suasana yang tenang. Dilengkapi pula dengan fasilitas penginapan, restoran dan tempat rekreasi. Di desa Naku juga memiliki pantai yang indah dipinggiran laut Banda dengan air yang jernih dan tempat yang ideal untuk menyelam dan berselancar. Di sekitar pantai ini ada Anihang, air terjun setinggi 15 meter dan juga ada gua yang disebut Liang Kupang, berlokasi di Tanjung Kecil. Tempat ini merupakan tempat persembunyian tentara pada masa Perang Dunia ke II dan banyak ditemukan tulang manusia di gua ini. Setiap tahun desa ini dibersihkan dengan cara tradisional.

TANJUNG SETAN

Hasil gambar untuk TANJUNG SETAN
Tanjung Setan yang merupakan titik tempat memulai penyelaman untuk menikmati keindahan terumbu karang. Terletak di Desa Morela, sebelah Utara Pulau Ambon

PANTAI HUNIMUA

Hasil gambar untuk PANTAI HUNIMUA
Pantai Honimua yang terletak di jazirah Hitu, Pulau Ambon dengan pasir putihnya sepanjang 4 km. Airnya sangat jernih untuk berenangdan untuk mencapai pantai ini bisa menggunakan kendaraan umum

PINTU KOTA

Hasil gambar untuk PINTU KOTA
Pintu kota merupakan obyek wisata alam lainnya terletak antara Desa Airlow dan desa Seri di bagian Pulau Ambon yang dikelola oleh masyarakat setempat. Benda unik berbentuk gapura yang terbentuk dari tebing terjal batu karang yang sebagian tertutup air ketika pasang dan terbuka di saat air surut. Obyek wisata ini ramai dikunjungi kalangan remaja yang menyukai petualangan dan hiking melewati jalan setapak menuju Pintu kota. Ada pula jalan setapak lainnya menuju Pintu Kota sekaligus menikmati pemandangan alam Laut Banda yang terkenal sebagai salah satu laut yang terdalam di dunia

WISATA AIR PANAS HATUASA

Hasil gambar untuk WISATA AIR PANAS HATUASA
Di desa Tulehu yang merupakan suatu desa adat sekaligus ibukota Kecamatan Salahutu sekitar 25 km dari Ambon dimana terdapat beberapa sumber air panas dan sebuah kolam air tawar. Obyek wisata Air Panas Hatuasa terletak dua km dari terminal Tulehu yang dikembangkan penduduk sejak tahun 1996. Suhu air panasnya mencapai 50 derajat celcius-80 derajat celcius Konon air panasnya dapat menyembuhkan penyakit rematik dan penyakit kulit. Tersedia fasilitas ruang ganti dan MCK sederhana.

KOLAM AIR WAILATU

Hasil gambar untuk KOLAM AIR WAILATU
Kolam air Wailatu terletak di Desa Tulehu dengan luas kolam sekitar 1.500 meter persegi yang airnya dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan cuci. Di kolam ini juga hidup sejumlah belut raksasa yang menarik perhatian pengunjung untuk melihat atraksi pemberian makan. Ikan yang berasal laut dapat hidup bersama belut panjang sekitar 1-1,5 meter dengan diameter 10 cm. Belut ini keluar dari persembunyiannya apabila diberi umpan makanan

BENTENG AMSTERDAM

Hasil gambar untuk BENTENG AMSTERDAM
Benteng Amsterdam yang berada di kawasan pantai utara di dekat Hila dan Kaitetu dengan panorama pantai yang indah. Benteng ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1512 namun kemudian diambil alih oleh Belanda pada awal abad ke-17. Benteng yang memiliki museum kecil ini telah mengalami perbaikan secara menyeluruh dan menjadi salah satu benteng paling terpelihara di Maluku

MASJID WAPAUE

Hasil gambar untuk MASJID WAPAUWE
Masjid Wapaue yang dibangun pada tahun 1414 di dekat Gunung Wawane. Menurut legenda masjid ini dipindahkan ke tempatnya sekarang pada tahun 1664 dengan menggunakan kekuatan gaib.

Demikian beberapa objek wisata yang terdapat di Ambon dan tentunya masih banyak lagi, ingin tahu objek2 wisata lainnya di Ambon? datang aja kesini hehehhe..

Copyright © / Sanin Gevano Arkadiya

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger