Postingan kali ini saya (SANIN) akan membahas tentang NATAL, yaa berhubung tinggal beberapa hari sekitar 5 hari lagi NATAL 2012 akan tiba ^_^
sebelum lanjut ke inti postingan ini, sebelumnya saya minta maaf kepada para pembaca terutama umat Nasrani yang membaca postingan kali ini, mungkin ada yang kurang berkenan.
sebelum lanjut ke inti postingan ini, sebelumnya saya minta maaf kepada para pembaca terutama umat Nasrani yang membaca postingan kali ini, mungkin ada yang kurang berkenan.
postingan kali ini saya kutip (copas) dari beberapa sumber yang saya dapat dari beberapa situs.
langsung aja ya bro & bra (sis) ^*^
Perayaan hari Natal yang jatuh tanggal 25 Desember ternyata sejarahnya
cukup buram. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak banyak kalangan
termasuk kaum Kristen sendiri yang paham tentang sejarah peryaan Natal
yang ditetapkan pada tanggal 25 Desember tersebut. Salah satu sebabnya
adalah tidak adanya literatur yang membeberkan tentang Natal. Andai saja
ada hanya memuat keterangan bahwa Natal adalah perayaan orang Nasrani
yang jatuh pada tanggal 25 Desember sebagai peringatan hari kelahiran
Yesus. Langkah literatur tentang Natal sebenarnya cukup menjadi alasan
untuk bersikap kritis. Benarkah Yesus dilahirkan pada tanggal 25
Desember? Jika tidak bagaimana sejarah awal mula natal yang ditetapkan
tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus, yang akhirnya
diperingati sebagai perayaan Natal?
SEJARAH NATAL
Kata Natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingatri hari kelahiran Isa Al Masih- yang mereka sebut Tuhan Yesus.
Kata Natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingatri hari kelahiran Isa Al Masih- yang mereka sebut Tuhan Yesus.
Peringatan Natal baru tercetus antara
tahun 325-354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember,
sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga
diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei.
Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan
sebagai kelahiran Yesus (Natal).
Kelahiran Yesus Menurut Bibel
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1,10,11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1,10,11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus).
Lukas 2:1-8:
”Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galelilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud- supaya didaftarkan bersama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lapin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka dirumah penginapan. Didaerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjanga kawanan ternak mereka pada waktu malam.”
Jadi, menuru Bibel, Yesus lahir pada
masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu yang sedang melaksanakan
sensus penduduk (7M=579 Romawi). Yusuf, tunangan Maryam ibu Yesus
berasaldari Betlehem, maka mereka bertiga ke sana, dan lahirlah Yesus di
Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampan dan
membaringkannya dalam palungan (tempat makan sapi, domba yang terbuat
dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang
menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.
Menurut Matius 2:1, 10, 11
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masukalah mereka kedalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam
masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang
memerintah tahun 37 SM- 4 M (749 Romawi), ditandai dengan
bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.
Cukup jelas pertentangan kedua Injil
tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan
kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal
25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengn bintang-bintang
di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas
bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang
gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di
padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk
menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim
dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu
sangat rendah sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil.
Bagi yang memiliki wawasan luas, hati
terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al-Quran telah
memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa alaihssalam).
”Maka rasa sakit akan melahirkan anak
memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata:
”Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu
yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat
yang rendah. ”Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal
pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma
yang masak kepadamu” (Surat Maryam\19: 23-25)
Jadi menurut Al Quran Yesus dilahirkan
pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Untuk
itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak,
dalam Commentary on the Bible – seperti dikutip buku Bible dalam
Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23): Yesus lahir dalam bulan Elul
(bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan Agustus-September.
Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity – seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut:
”Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah
hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya
cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam
menjaga di padang di dekat Betlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak
di musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan Yudea amat rendah
sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi
banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya
kira-kira tahun 300 Masehi”
Pada Tahun Berapa Yesus Lahir?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun 1, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (telah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus jadi antara tahun 27 Sebelum Maseh-14 Sesudah Masehi. Sedangkan Matius: 2:1 (Juga telah dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi-4 Sesudah Masehi.
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun 1, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (telah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus jadi antara tahun 27 Sebelum Maseh-14 Sesudah Masehi. Sedangkan Matius: 2:1 (Juga telah dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi-4 Sesudah Masehi.
Ternyata antara pemahaman yang beredar
di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang
disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu
kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus
lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah
Masehi. Antara lain di kutip dari buku tulisan Rev. Dr. Charles Francis
Petter, MA. . B.D., S.T.M. yang berjudul, The Lost Years of Jesus
Revealed hal 119 sebagai berikut:
Pada abad ke-19 setelah terbukti dan
akhirnya diakui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan
setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes
memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk
membinasakan Yesus harus digeser kebelakang, paling sedikit 4 tahun
sebelum masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan
tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun kebelakang tahun Masehi.
Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya, dan
kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya
keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan
Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan
dengan ketuhanan juga harus dibangkitkan kembali.
Jadi sampai hari ini pun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan.
Asal Usul Perayaan Natal 25 Desember
Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.
Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.
Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran
Kristen katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan inipun berasal dari
upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa
abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi
yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi
menjadi penganut agama Katolik, mereka tidak mampu meninggalkan
adat/budaya pangannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati
hari Sunday (sun=matahari: day=hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari
tanggal 25 Desember.
Maka supaya agama Katolik bisa diterima
dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan
agama-budaya/ penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan
kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak
Tuhan=Yesus).
Maka pada konsili tahun 325, Konstantin
memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran
Yesus. Juga diputuskan, Pertama, hari minggu (Sunday=hari matahari)
dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan
lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan
patung Dewa Matahari.
Sesudah Kaisar Kontantin memeluk agama
Katolik pada abad ke-4 masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut
memeluk agama Katolik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme
Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama panganisme politheisme
nenek moyang.
Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.
Demikian kepercayaan panganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember.
Mari kita telususri melalui Bibel maupun
sejarah kepercayaan panganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno
didalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud).
H.W. Amstrong dalam bukunya The Plain Truth About Christmas, Worlwide Chrch of God, California USA, 1994, menjelaskan:
Namrud cucu Ham, anak nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya: “Dia membangkang atau Murtad antara lain dengan keberaniaannya mengawinkan ibu kandungnya sendiri bernama “Semiramis”. Namun usia Namrud tidak sepannjang ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati, Semiramis menyebarkan ajaran: bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mati. Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal usul pohon Natal. Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai “anak suci dari surga”.
Putaran jaman menyatakan bahwa
penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesiah palsu”,
berupa dewa “Ba-al” anak dewa matahari dengan objek penyembahan ‘Ibu dan
Anak (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut
menjalar ke negara lain: Di mesir berupa “Isis dan Osiris”, di Asia
bernama “Cybele dan Deoius”. Di Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Bahkan
di Yunani, “Kwan Im” di Cina, Jepang dan Tibet, India, Persia, Afrika,
Eropa dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa “Madonna”
dan lain-lain.
Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada
tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak),
mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus
Dosa):
1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga dinyatakan dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekalugus penganut kepercayaan ini.
1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga dinyatakan dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekalugus penganut kepercayaan ini.
2. Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet.
3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi.
4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa pendududk asli tanah Kana’an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan.
5. Dewa Ra,
sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke
Romawi dan diperingati secara besar-besaran dan dijadikan sebagai pesta
rakyat.
Demikian juga Serapsis, Attis, Issis,
Horus, Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain.
Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka
diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zorates (bangsa Persia)
dan Fo Hi (bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme:
Agis, Celomenes, Eunus, Soluius, Aristonicus, Tibarius, Grocecus,
Yupiter, Minersa, Easter.
Jadi konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan
seorang perawan pada tanggal 25 Desember disalib/dibunuh kemudian
dibangkitan, sudah ada sejak zaman purba.
Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah
anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi dengan sangat mudahnya
diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karana merekalah telah
memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa
menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma
tersebut hanyalah KEBOHONGAN yang sengaja dibuatnya. Kata Paulus kepada
Jemaat Roma:
Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku
semakin melimpah bagi kemuliaannya, mengapa aku masih dihakimi lagi
sebagai seorang berdosa?
(Roma 3:7)
(Roma 3:7)
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu, Yesus telah mensinyalir lewat pesannya:
Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. (Matius 24:4-5).
Pandangan Bibel Tentang Upacara Natal.
Untuk mengetahui pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi oleh tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
Untuk mengetahui pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi oleh tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4:
”Beginilah firman Tuhan: ”Janganlah
biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar
terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar
terhadapnya. Sebab yang diseganii bangsa-bangsa adalah kesia-siaan.
Bukanlah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang
dikerjakan dengan pahat oleh tukang kayu? Orang memperindahnya dengan
emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan
goyang”.
Demikianlah pandangan Bibel tentang
upacara Natal yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaaan
bangsa-bangsa penyembah berhala.
Selanjutnya mari kita simak penjelasan Yeremia 10:5
”Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat.”
”Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat.”
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal
1. Catolic Encyclopedia, ediai 1911 tentang Christmas:
”Natal bukanlah upacara gereja yang pertama… melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari., kemudian dijadikan kelahiran Yesus.
”Natal bukanlah upacara gereja yang pertama… melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari., kemudian dijadikan kelahiran Yesus.
Dalam buku yang sama, tentang ” Natal Day” dinyatakan sebagai berikut:
”Di dalam kitab suci tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau penyelenggaraan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
”Di dalam kitab suci tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau penyelenggaraan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan:
”Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakan dan Bibel juga tidak pernah menyelenggarakannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
”Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakan dan Bibel juga tidak pernah menyelenggarakannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944 menyatakan:
”Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran tersebut…….”.
”Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran tersebut…….”.
(Perjamuan Suci, yang termaktub dalam
kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus
Kristus)….. Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus,
mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M. Gereja Barat
memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus,
yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari ”Kelahiran
Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.”
"dikutip dari beberapa sumber"